Kamis, 21 Januari 2016

Kepemimpinan Dalam Kewirausahaan

1.     Definisi Kepemimpinan
     Kepemimpinan adalah proses perilaku yang mengarah padapencapaian sesuatu atau tujuan tertentu. Perilaku ini membuat seseorang mengikuti cara atau mengikuti arah tertentu untuk mendapatkan tujuan yang ingin dicapai. Seorang pemimpin harus dapat bertanggungjawab dan dapat dipercaya memiliki kesadaran bahwa dirinya adalah seorang pemimpin yang bertanggungjawab atas semua hal yang ada dalam perusahaan atau organisasi yang di pimpinya. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat, selalu berupaya untuk mengadakan perbaikan dalam kepemimpinanya.
Kepemimpinan dapat di definisikan juga sebagai seni mempengaruhi dan mengarahkan oranglain dengan kepatuhan, kepercayaan, rasa hormat, dan kerjasama dalam mencapai tujuan bersama. Keberhasilan kepemimpinan tidak saja dinilai dari bagaimana seorang pemimpin memperlakukan atau memperkerjakan bawahanya tetapi juga kemampuan dalam menjalankan atau melaksanakan kebijakan perusahaan dengan caranya atau gaya dia memimpin.

Ada beberapa gaya kepemimpinan, yaitu :
Dictator
Pada kepemimpinan dictator pemimpin membuat keputusanya sendiri, hanya terpusat pada satu orang, seorang memiliki kekuasan dan tanggung jawab penuh. Pengawasan langsung, di control dengan ketat. Biasanya keputusan yang dibuat adalah bersifat paksaan, karena semua bawahan harus menuruti apa yang menjadi keputusan pemimpin tanpa ada komunikasi atau musyawarah.

Partisipasi
Tipe kepemimpinan yang dapat memotivasi bawahan untuk berperan serta dalam organisasi terutama dalam pengambilan keputusan, bawahan dalam memberikan saranya atau masukan-masukan yang berguna untuk kemajuan perusahaan. Dalam kepemimpinan ini seorang pemimpin lebih memperhatikan bawahanya, agar terjalin komunikasi yang baik antara pekerja dan pemimpin, komunikasi antara pemimpin dan bawahan yang terjadi dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah dalam perusahaan. Tetapi jika bawahan tidak mendukung komunikasi tersebut maka gaya kepemimpinan ini tidak berjalan efektif.

Delegasi
Kepemimpinan tipe ini bersifat memberikan tanggung jawab sepenuhnya pada bawahan untuk melakukan pekerjaan dan meminta pertanggung jawaban atas pekerjaan tersebut. Pemimpin hanya mengontrol atau hanya menerima hasil kerja saja, dalam pelaksanaan pekerjaan tidak ada peraturan dalam penyelesaianya tetapi bawahan harus memiliki tanggung jawab yang besar atas tugas yang dilaksanakan.

Konsiderasi
Konsiderasi yang diberikan oleh pimpinan merupakan faktor yang penting dalam mencapai tujuan organisasi. Sangat penting dimiliki oleh seorang pemimpin adalah kemampuan memberikan perhatian pada bawahan, agar menghasilkan kerja yang optimal. Konsiderasi yang diberikan merupakan motivasi kepada para bawahan untuk lebih giat bekerja sehingga prestasi kerjanya akan lebih baik. Para bawahan yang satu dengan yang lainnya memiliki perbedaan, perbedaan ini seringkali didasarkan oleh tujuan dan kebutuhan masing-masing yang berbeda dari bawahan.

2.     Perilaku Kepemimpinan 
Orientasi Tugas
Seorang pemimpin cenderung merumuskan secara jelas perananya serta peranan bawahanya. Menetapkan tujuan yang sulit dicapai dan membuat harapan untuk pencapaian dan mengerjakan tugasnya. Menentukan prosedur untuk mengukur kemajuan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah dibuat secara terperinci,melaksanakan peranan kepemimpinanya, seorang pemimpin yang baik dapat mengarahkan serta membimbing bawahanya dalam melakukan tugas mereka, serta mengendalikan perusahaan dalam segala kegiatan perusahaan untuk mencpai tujuan perusahaanya,mengontrol karyawan atau para bawahanya,mengoreksi pekerjaan mereka, selalu melakukan peningkatan produktivitas perusahaan.

Orientasi Orang-orang
Seorang pemimpin yang berorientasi dalam perorangan akan menunjukan perhatian atas terjalinya keharmonisan dalam sebuah perusahaan antar pekerja dan antara pemimpin dengan karyawan, menyelesaikan permasalahan, menunjukan pengertian dan rasa hormat kepada tujuan,keinginan, perasaan dan ide-ide karyawan yang telah meberikan pemikiranya untuk kemajuan perusahaan. Melakukan timbal balik pada karyawan, yang setimpal dengan pekerjaanya serta tanggung jawab atas tugas yang diberikan,dengan begitu karyawan dapat lebih bersemangat dalam mencapai tujuan bersama perusahaan.
Kepemimpinan adalah bagian dari manajemen bagaimana kita memimpin serta mengelola perusahaan. Seorang pemimpin harus memiliki sikap kepemimpinan. Sikap yang harus dimiliki seorang pemimpin pada bawahanya adalah mempunyai kepercayaan pada bawahan dan menyampaikan kepercayaan tersebut, bersahabat, membantu bawahan agar dapat lebih efektif dalam bekerja dan berusaha menghilangkan kendala dalam pencapaian tujuan, dapat bersikap bijak menghindari perilaku yang mengancam ego, mencoba meminimisasi tekanan-tekanan dalam hubungan bawahab untung menghindari perununan kemampuan intelektual dari bawahan. Mengetahui kebutuhan bagi corak kepemimpinan untuk menjadi agak berbeda pada lingkungan teknologi yang berbeda contohnya mungkin sangat mudah untuk terlalu terstruktur dan terlalu mengarahkan pada lingkungan laboratorium dan untuk tidak terlalu terstruktur dan terlalu partisipatif dalam beberapa lingkungan pabrik.
Dalam segi teknologi perencanaan dan seleksi pemimpin harus dapat mendorong bawahan untuk menggunakan teknologi tepat guna dalam mencapai tujuan,menyesuaikan pekerjaan dan alat yang memadai pekerjaan,tata ruang yang tepat. memiliki tujuan yang efektif dalam tujuan jangka panjang dan jangka pendek , memiliki integritas merencanakan dan melakukan rencana-rencana yang dia buat. Seorang pemimpin harus tepat untuk memilih bawahan dengan kualitas yang baik. Menilai pekerjaan
Dari segi standard an penilaian kinerja, seoran gpemimpin harus konsisten, jika menetapkan tujuan atau pencapaian yang tinggi harus bisa dicapai, seorang pemimpin yang baik dapat menghargai kinerja bawahanya secara subjektif. Pemberian balas jasa atau pun hukuman juga berlaku, kita harus dapat memberikan balas jasa atau upah lebih atau bonus sebagai tanda terimakasih kita atas apa yang telah dikerjakan oleh para pekerja, memberikan hukuman pada kesalahan yang dilakukan oleh pekerja juga perlu karena agar ia tidak lagi mengulangi dapat bekerja lebih baik lagi dan lebih bersemangat dalam mengerjekan tugas.

3.     Pendekatan-Pendekatan Kepemimpinan
Ciri karakteristik pemimpin yang baik dan berhasil adalah cerdas memiliki kemampuan yang cukup untuk memimpin perusahaan mencapai keberhasilan atau mencapai tujuan perusahaan, berprestasi , memiliki inovasi-inovasi baru untuk mendorong kemajuan perusahaan, kematangan dan stabilitas emosional yang baik yang berkesinambungan, memiliki keterampilan dalam social dan beradaptasi dengan berbagai kelompok.
Memimpin dengan kepemimpinan modern yang membutuhkan kombinasi dari pemimpin dan bahwahan. Kepemimpinan yang berhasil berasal dari rumusan L,F,S Leader Functions Situation, atau pemimpin fungsi dan situasi, kempemimpinan yang berhasil adalah fungsi dari pemimpin pengikut dan situasi yang sesuai satu dengan yang lainnya. Bersikap demokratis dinamakan kepemimpinan yang dipusatkan pada bawahan, sementara wirausahawan yang menunjukan perilaku kepemimpina lebih otokratis adalah kepemimpinan yang berpusat pada atasan, semua dijalankan oleh atasan, pengambilan keputusan sesuai apa yang atasan inginkan tanpa masukan dari bawahan.

4.     Penentuan Bagaimana Membuat Keputusan Sebagai Seorang Pemimpin
Factor yang mepengaruhi yaitu :
Kekuatan dari diri wirausahawan
Wirausahawan harus memiliki kekuatan dari dalam diri sendiri, nilai-nilai wirausahawan seperti efisiensi organisasional bagi wirausaha,pertumbuhan pribadi, pertumbuhan bawahan dan laba perusahaan. Pertumbuhan bawahan dinilai sangat baik karena dari situ wirausahawan memiliki pengalaman dan dapat membuat keputusan dari pengalaman tersebut. Derajat kepercayaan wirausahawan pada bawahan dapat membuat keputusan secara demokratis, kekuatan pemimpin itu sendiri juga menentukan karena dalam membuat keputusan dibutuh kpercayaan diri dalam menentukan keputusan tersebut.

Kekuatan pada bawahan
Seorang pemimpin harus mengerti kemampuan bawahan yang mempengaruhi kebijakannya dalam mengambil keputusan, harus mengingat bahwa setiap bawahan memiliki perbedaan karakter dan juga kemampuan, untuk itu seorang pemimpin harus jeli dalam mengambil keputusan.

Kekuatan pada situasi atau keadaan
Kuatan ini melibatkan tipe organisasi dimana seorang pemimpin bekerja. Fungsi oraginasi kelompok kerja dan geografis menjasi penting dalam membuat keputusan. Efektifitas anggota-anggota kelompok bekerja bersama untuk tujuan ini seorang wirausahawan harus mengevaluasi isu-isu pengalaman kelompok dalam kerjasama dan derajat yang dimiliki para anggota kelompok dalam kemampuan mereka di dalam memecahkan masalah sebagai suatu kelompok. Sebagai aturan umum sorang wirausahawan hendaknya hanya memberikan tanggung jawab perbuat keputusan kepada kelompoknya yang efektif. Kekuatan mempengaruhi agar bawahan dapat bekerjasama .

5.     Situasi Kepemimpinan Pada Umumnya
situasi kepemimpinan berorientasi pada bagaimana seorang pemimpin berprilaku, hal ini dinamakan perilaku struktur. Perilaku struktur adalah suatu aktivitas kepemimpinan yang menggambarkan hubungan antara pemimpin dan pengikut dari pemimpin tersebut atau menetapkan prosedur yang terdefinisi baik yang harus dipatuhi oleh pengikut dalam melakukan tugas-tugas mereka. Secara keseluruhan perilaku struktur membatasu pengarahan diri dari pengikut tersebut dalam melakukan tugas-tugas mereka. Walaupun benar disimpulkan bahwa perilaku struktur bisa dan adakalanya relative kuat, tetapi akan salah menggapnya kasar dan tidak baik. Perilaku pertimbangan adalah perilaku kepemimpinan yang mencerminkan persahabatan, saling percaya, rasa hormat dan kehangatan dalam hubungan diantara pemimpin dengan pengikut atau bawahannya. Perilaku pertimbangan umumnya ditujukan pada pengembangan dan pemeliharaan suatu hubungan kemanusiaan antara pemimpin dan pengikutannya.

6.     Teori Daur Hidup Kepemimpinan
Adalah dasar pikiran yang mengaitkan corak kepemimpinan dengan berbagai situasi untuk menjamin kepemimpinan yang efektif. Teori ini menggunakan dua tipe perilaku kepemimpinan yang pada dasarnya sama dengan diatas tetapi menamakan kedua dimensi tersebut sebagai tugas dan bukannya struktur serta hubungan dan pertimbangan. Teori daur hidup terutama didasarkan pada hubungan antara kedewasaan pengikut perilaku tugas dari pemimpin dan perilaku hubungan pemimpin. Menurut teori ini corak kepemimpinan hendaknya mencerminkan tingkat kedewasaan dari pengikut. Kedewasaan disini melakukan pekerjaan mereka secara tanggungjawab selalu menjujung tinggi berpusat pada pencapaian tujuan perusahaan.

Sumber:

DASAR – DASAR PENGORGANISASIAN

 A. DEFINISI PENGORGANISASIAN
       Pengorganisasi adalah suatu proses pembentukan kegunaan yang teratur untuk semua sumber daya dalam system manajemen.penggunaan yang teratur tersebut menekankan pada pencapaian tujuan system manajemen dan membantu wirausahawan tidak hanya dalam pembuatan tujuan yang nampak tetapi juga didalam menegaskan sumber daya yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Pengoraganisasian yang sesuai dari sumber daya tersebut akan meningkatan efektivitas dan efisiensi dari prnggunannya.
      Fungsi pengorganisasian sangat penting bagi system manajemen karena ia adalah mekanisme utama dengan mana wirausahawan mengaktifkan rencana-rencana. Pengorganisasian menciptakan dan mempertahankan hubungan atara sumber daya organisasional dengan menunjukan sumber daya mana yang akan digunakan untuk aktifitas tertentu, kapan, dimana dan bagaimana sumber daya wirausahawan didalam meminimisasi kelemahan, seperti peniruan usaha dan sumber daya organisasional yang menggangur.
Beberapa teorisi manajemen memanadang fungsi pengorganisasian demikian pentingnya, sehingga mereka menyarankan diciptakannya dan difungsikannya departemen pengorganisasian dalam system manajemen. Bidang tanggung jawab dari departemen tersebut:
  1. Pengembangan rencana-rencana pengorganisasi yang akan membuat system manajemen lebih efektif dan efisien.
  2. Mengembangkan rencana-rencana untuk memperbaiki ketrampilan manajerial yang sesuai dengan kebutuhan sistem manajemen sekarang ini
  3. Berusaha untuk mengembangkan suatu iklim organisasional yang menguntungkan dalam system manajemen
  • Proses Pengorganisasian
Lima langkah utama dari proses pengorganisasian adalah :
  1. Tercermin dalam rencana-rencana dan tujuan-tujuan
  2. Menetapkan tugas-tugas pokok
  3. Membagi tugas-tugas pokok kedalam sub tugas- subtugas
  4. Alokasi sumber daya dan pengarah bagi subtugas-subtugas
  5. Mengevaluasi hasil dari strategi pengorganisasian yang diimplementasikan.
B.TEORI PENGORGANISASIAN KLASIK
    Teori pengorganisasian klasik adalah wawasan dari penulis manajemen awal mengenai bagaimana sumber daya organisasional bisa digunakan untuk pencapaian tujuan organisasi. Menurut Max Weber, komponen utama dari uasaha pengorganisasian termasuk juga prosedur-prosedur dan aturan-aturan yang mendetail, suatu hirarki organisasional diuraikan dengan jelas, dan hubungan antara anggota-anggota organisasi kewirausahaan yang terutama nonperson (impersonal).
  • Struktur
Dalam suatu usaha prngorganisasian wirausahawan harus memilih suatu struktur uang sesuai. Struktur menunjuk pada hubungan yang di rancang diantara sumber daya dari system manajemen. Tujuan dari struktur adalah untuk memperlancar penggunaan tiap sumber daya, baik secara individu maupun secara kolehtif, ketika sistem manajemen ingin mencapai tujuannya.Struktur organisasi kewirausahaan terutama disajikan dengan menggunakan ilustrasi grafik yang dinamakan bagan organisasi.
Terdapat 2 tipe dasar dari struktur yang ada dalam sistem manajemen, yaitu:
  • Struktur formal : hubungan diantara sumber daya-sumber daya organisasional seperti diuraikan oleh manajemen. Struktur formakl terutam disajiakn dengan bagan organisasi.
  • Struktur informal : pola hubungan yang berkembang karena keberadaan anggota organisasi informal. Struktur informal berevolusi secara alami dan cenderung didasari oleh norma, nilai, dan sosial dari individu.

C. DEPARTEMENTALISASI DAN STRUKTUR FORMAL
    Metode pembentukan hubungan formal diantara sumber daya yang paling umum adalah dengan membentuk departemen-departemen. Pada dasarnya, departemen adalah suatu kelompok sumber daya yang di bentuk oleh manajemen untuk melaksanakan beberapa tugas organisasional. Proses pembentukan departemen dalam system manajemen dinamakan Departemenlisasi. Penciptaan departemen-departemen tersebut umumnya didasarkan pada faktor situasional seperti fungsi-fungsi kerja yang dilaksanakan, produk yang dibuat daerah yang diliput sasaran konsumen, dan proses yang di rancangkan untuk pembuatan produk.
  • Fungsi
Mungkin dasar bagi pembentukan departemen-departemen yang paling banyak digunakan dalam struktur formal adalah tipe fungsi yang dilaksanakan dalama system manajemen. Suatu fungsi adalah tipe aktivitas yang sedang dilaksanakan. Kategori pokok kedalam mana fungsi dibagi termasuk juga pemasaraan, produksi, dan keuangan. Struktur yang didasarkan pada fungsi mendepartementasi tenaga kerja dan sumber daya lainnya menurut tipe aktivitas yang sedang dilaksanakan. Contoh dari bagian bagan organisasi untuk organisasi hipotesis.
  • Produk
Struktur organisasi kewirausahaan yang terutama didasrkan pada produk mendepartemenlisasi sumber daya menurut produk yang dibuat. Ketika system manajemen membuat produk yang semakin banyak, semakin sulit untuk mengkoordinasi aktivitas-aktivitas lintas produk. Pengorganisasian menurut produk memungkinkan wirausahawan untuk secara logis mengelompokan sumber daya yang perlu untuk menghasilkan tiap-tiap produk.
  • Wilayah
Struktur yang terutama didasarkan pada wilayah mendepartemenlisasi menurut tempat dimana kerja sedang dilakukan atau daerah geografis pasar dimana system manajemen dipusatkan. Ketika daerah pasar lokasi kerja meluas, jarak fisik antara berbagai tempat bisa membuat tugas manajemen menjadi sangat sulit.
  • Pelanggan
Struktur yang terutama didasarkan pada pelanggan membentuk departemen sebagai tanggapan terhadap pelanggan besar dari system manajemen. Tentu saja, struktur ini menganggap pelanggan besaer bisa diidentifikasi  dan di bagi menjadi kategori-kategori yang logis
  • Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur Formal
Struktur formal dari system manajemen sesungguhnya tidak tetap sepanjang waktu tetapi senantiasa berubah. Empat faktor yang bisa mempengaruhi perubahan ini:
  1. Kekuatan-kekuatan pada diri wirausahawan
  2. Kekuatan-kekuatan pada tugas
  3. Kekuatan-kekuatan pada lingkungan
  4. Kekuatan-kekuatan pada bawahan
D. PEMBAGIAN TENAGA KERJA
    Konsep pembagian tenaga kerja diberikan pada berbagai bagian tugas tertentu diantara sejumlah anggota organisasi kewirausahaan. Sebagai ganti satu individu melakukan semua perkerjaan, beberapa individu melakukan bagaian perkerjaan yang berbeda dari aktivitas total.
  • Keuntungan dan Kerugian
Beberapa alasan yang umumnya diterima mengenai mengapa pembagian tenaga kerja hendaknya digunakan dalam strategi pengorganisasian yaitu :
  1. Pekerja berspesialisasi dalam tugas tertentu, ketrampilan mereka untuk melaksanakan tugas tersebut cenderung meningkat.
  2. Tenaga kerja tidak kehilangan waktu yang berharga dalam bergerak dari satu tugas ketugas lainnya. Karena mereka biasanya mempunyai satu perkerjaan dan satu tempat untuk mengerjakan perkerjaan tersebut.
  3. Pekerja memusatkan diri pada hanya melaksanakan satu perkerjaan. Mereka sesungguhnya cenderung mencoba membuat perkerjaan tersebut lebih mudah dan lebih efisien.
  4. Pembagian tenaga kerja menciptakan situasi dimana pekerja hanya perlu mengetahui bagaimana mereka melaksanakan bagian tugas dan bukannya proses keseluruhan produk, oleh karena itu, tugas mengenai pengertian terhadap tugas mereka tidak begitu menjadi beban.
 Akan tetapi, argumen juga dikemukakan bahwa tidak perlu digunakan pembagian tenaga kerja dan spelisasi yang ekstrim. Secara keseluruhan argumen tersebut menyatakan bahwa keuntungan dari pembagian tenaga kerja hanya dipusatkan pada efisien dan manfaat ekonomi dan mengabaikan variabel manusia. Kerja yang sangat terspelisasi cenderung menjadi sangat membosankan dan karena itu biasanya menyebabkan tingkat produksi menjadi turun.
E. HUBUNGAN SKALAR
    Pertimbangan utama keempat dari suatu usaha pengorganisasian adalah hubungan skalar. Hubungan skalar menunjuk pada rantai komando. Organisasi kewirausahaan terbangun atas premis bahwa individu pada posisi atas memiliki kekuasaan paling besar dan bahwa derajat kekuasaan individu semakin berkurang menurut posisi relative individu pada bagan organisasi. Semakin rendah posisi relative individu pada bagan organisasi, semakin kecil kekuasaan yang dia miliki.
Konsep hubungan skalar, atau rantai komando adalah hubungan dengan konsep kesatuan perintah. Konsep kesatuan perintah menyatakan bahwa individu hendaknya hanya memiliki seorang atasan saja. Jika terlalu banyak atasan yang member perintah, hasil yang paling mungkin adalah kebingunan, perintah yang bertentangan dan pekerja yang frustasi, suatu situasi yang mungkin akan menimbulkan ketidakefisienan dan ketidak efektifan.
 Sumber:

PERENCANAAN ORGANISASI KEWIRAUSAHAAN

A.   KARAKTERISTIK  UMUM PERENCANAAN
·    Definisi Perencanaan
Perencanaan adalah proses menentukan bagaimana organisasi bisa mencapai tujuannya. Dalam istilah yang lebih resmi, perencanaan di definisikan sebagai perkembangan sistematis dari program tindakan yang ditujukan pada pencapaian tujuan bisnis yang telah disepakati dengan proses analisa, evaluasi, seleksi di antara kesempatan-kesempatan yang diprediksi terlebih dahulu.
·  Tujuan Perencanaan
Perencanaan organisasional mempunyai dua maksud yaitu :
1.  Perlindungan (protective)
Meminimisasi resiko dengan mengurangi ketidakpastian disekitar kondisi bisnis dan menjelaskan konsekuensi tindakan menejerial yang berhubungan.
2. Kesepakatan (Affirmative)
Tujuan dari kesepakatan (Affirmative) untuk Meningkatkan tingkat keberhasilan  organisasional.
Tujuan perencanaan adalah membentuk usaha terkoodinasi dalam organisasi, tanpa adanya perencanaan biasanya di sertai dengan tidak adanya koordinasi dan timbulnya ketidak efesienan.
·         Kerugian dan Keuntungan Perencanaan
Program perencanaan mempunyai banyak keuntungan yaitu :
1.     Membantu Wirausahawan Beroritentasi ke Masa Depan
Wirausahawan dipaksa untuk melihat keluar dari masalah harian yang normal untuk memproyeksikan apa yang akan mereka hadapi dimasa mendatang.
2.     Koordinasi Keputusan
Keputusan hendaknya tidak dibuat sekarangtanpa adanya tentang bagaimana ia akan mempengaruhi keputusan yang harus dibuat besok. Fungsi perencanaan membantu wirausahawan dalam usahanya mengkoordinasi keputusan.
3.     Perencanaan Menekankan Tujuan Organisasional
Tujuan organisasional adalah titik awal perencanaan, wirausahawan secara konstan diingatkan dengan apa yang ingin di capai organisasi mereka. Jika fungsi perencanaan tidak dilaksanakan dengan baik dalam organisasi, perencanaan mungkin akan menimbulkan kerugian-kerugian. Penekanan pada program perencanaan akan memakan banyak waktu manajemen. Manajemen harus membagi antara waktu yang digunakan untuk perencanaan dengan waktu yang di gunakan untuk fungsi manajemen  lainnya seperti pengorganisasi, mempengaruhi dan pengawasan.
B.   JENIS-JENIS PERENCANAAN
Aktivitas Perencanaan di bagi menjadi 2 yaitu :
Perencanaan Strategis
     Perencanaan Strategis adalah perencanaan jangka panjang yang dipusatkan pada organisasi secara keseluruhan. Wirausahawan memandang organisasi sebagai suatu unit total dan memutuskan apa yang hendak dilakukannya dalan jangka panjang untuk mencapai tujuan organisasi. Jangka panjang sebagai periode waktu antara 3 sampai 5 tahun kedepan. Perencanaan jangka panjang wirausahawan adalah mencoba menentukan apa yang akan dilakukan oleh organisasi agar berhasil dan kurun 3 sampai 5 tahun mendatang.
    Wirausahwan mungkin mempunyai masalah dalam mencoba untuk memutuskan dengan tepat seberapa jauh mereka sebaiknya memperluas perencanaan strategis bagi masa depan. Sebagai aturan umum, mereka sebaiknya mengikuti prinsip komitmen, yaitu prinsip yang menyatakan bahwa wirausahawan hendaknya melibatkan penggunaan dana bagi perencanaan, hanya jika mereka bisa mengantisipasinya, masa depan yang bisa di prediksikan suatu hasil dari pengeluaran perencanaan sebagai hasil analisa perencanaan panjang secara realities. Biaya perencanaan adalah investasi yang bisa diantisipasi.
   Strategi didefinisikan sebagai suatu rencana luas dan umum yang di kembangkan untuk mencapai tujuan organisasional jangka panjang. Strategi adalah hasil akhir dari perencanaan strategis. Strategis organisasi hendaknya mempunyai suatu strategis, akan  tetapi agar strategi bisa berdaya guna harus konsisten dengan tujuan organisasional.
  Manajemen Strategis di definisikan sebagai proses yang menjamin bahwa proses dan manfaat organisasi dari penggunaan strategi organisasional yang tepat pula. Strategi yang tepat guna adalah strategi yang paling sesuai bagi kebutuhan organisasi pada saat tertentu. Proses manajemen strategis umumnya terdiri dari empat langkah yang berurutan dan kontinyu:
1.     Perumusan strategi
2.     Implementasi strategi
3.     Pengukuran hasil strategi
4.     Evaluasi strategi

·  Perencanaan Taktis
   Perencanaan Taktis adalah perencanaan jangka pendek yang menekankan pada operasi berbagai bagian organisasi yang sedang berjalan. Jangka pendek adalah kurun waktu kedepan yang berkisar satu tahun. Wirausahawan menggunakan perencanaan taktis untuk menguraikan apa yang harus dilakukan oleh berbagai bagian dari organisasi untuk mencapai keberhasilan pada jangka waktu satu tahun atau kurang.
   Wirausahawan memerlukan baik perencanaan strategis maupun perencanaan taktis, tetapi kedua program tersebut harus saling berhubungan agar tercapai suatu keberhasilan. Perencanaan taktis hendaknya dipusatkan pada apa yang akan dilakukan dalam jangka pendek untuk membantu organisasi mencapai tujuan jangka panjang yang ditentukan dengan perencanaan strategis.
C.   PERENCANAAN DAN TINGKATAN MANAJEMEN
     Manajemen puncak dari suatu organisasi mempunyai tanggung jawab utama untuk melihat apakah perencanaan sudah dilaksanakan atau tidak, walaupun semua tingkatan manajemen terlibat dalam proses perencanaan, manajemen tingkat atas biasanya menggunakan waktu perencanaan yang lebih banyak di bandingkan manajemen tingkat bawah. Manajemen tingkat bawah lebih terlibat dengan kegiatan operasional dari organisasi, dan karenanya mempunyai waktu yang lebih sedikit dalam proses perencanaan di bandingkan dengan manajemen tingkat atas. Manager menengah biasanya menggunakan waktu yang lebih banyak di banding manager tingkat bawah, tetapi lebih sedikit di bandingkan manajemen tingkat atas.
·   Langkah – langkah Dalam Proses Perencanaan
1.     Menyatakan Tujuan Organisasi
Suatu pernyataan tujuan organisasional yang jelas perlu bagi dimulainya suatu perencanaan, karena perencanaan dipusatkan pada bagaimana system manajemen akan mencapai tujuan tersebut.
2.     Memilih Berbagai Cara Alternatif Untuk Mencapai Tujuan
Sekali tujuan organisasional dinyatakan dengan jelas, wirausahawan hendaknya memuat sebanyak mungkin alternative yang tersedia untuk mencapai tujuan tersebut.
3.     Mengembangkan Premis yang Menjadi Dasar Alternatif
Kelayakan penggunaan setiap alternative untuk mencapai tujuan organisasional ditentukan dengan premis atau asumsi atas mana alternative tersebut.
4.     Memilih Alternatif Terbaik untuk Mencapai Tujuan
Suatu evaluasi alternative harus memasukkan evaluasi premis atas mana alternative tersebut didasarkan. Wirausahawan biasanya akan menemukan bahwa premis atas mana alternative tersebut didasarkan adalah tidak sesuai dan karenanya dikecualikan dari pertimbangan lebih lanjut. Hal ini akan membantu wirausahawan menentukan alternative mana yang akan terbaik untuk mencapai tujuan organisasi.
5.     Pengembangan Rencana Berdasar Alternatif yang Dipilih
Sesudah alternative dipilih, wirausahawan sesungguhnya mulai mengembangkan rencana-rencananya. Rencana – rencana Strategis ( Jangka Panjang) dan Taktis ( Jangka Pendek).
6.     Memfungsikan Rencana – Rencana ke dalam Tindakan-tindakan
Sekali rencana telah dikembangkan, rencana tersebut siap difungsikan kedalam tindakan-tindakan. Rencana-rencana hendaknya memberi organisasi dengan pengarahan aktivitas jangka pendek maupun jangka panjang.
D.   PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PERENCANAAN
Pendekatan atau filsafat dasar untuk melaksanakan fungsi perencanaan adalah :
1.     Pendekatan Probabilitas Tinggi
     Perencana menggunakan pendekatan probabilitas tinggi yang ditujukan langsung untuk menjamin tingkat keberhasilan yang bisa diterima. Contohnya, mereka dengan hati-hati menganalisa tujuan organisasi untuk menjamin kesesuainya. Tindakan lain yang di ambil oleh perencana probabilitas tinggi adalah memverifikasi bahwa tujuan organisasional bisa diukur. Perencana harus yakin bahwa target tingkat keberhasilan bisa di ukur, dan mereka harus tahu dengan tepat bagaimana keberhasilan tersebut akan diukur.
Pendekatan probabilitas tinggi mempunyai beberapa keuntungan dan kerugian. Diantara keuntungannya adalah bahwa pendekatan ini biasanya menghasilkan rencana yang sangat tepat. Perencana hanya memusatkan pada menemuan cara yang praktis untuk mendapatkan tingkat keberhasilan yang diinginkan. Kerugiannya adalah bahwa pendekatan ini biasanya tidak mendorong rencana-rencana yang kreatif. Perencanaan jarang sekali menyimpang dari masa lalu karena pendekatan probabilitas tinggi, per definisi adalah cara konservatif dalam mencapai tingkat keberhasilan yang diinginkan.
2.     Pendekatan Maksimisasi
      Pendekatan Maksimisasi didasarkan pada filsafat bahwa organisasi hendaknya mencapai keberhasilan sebesar mungkin. Dari sudut pandang ini, perencana tidak puas dengan karakterisik tingkat keberhasilan yang bisa diterima dari pendekatan probabilitas tinggi, tetapi menekankan pada maksimisasi keberhasilan.
Perencana biasanya menggunakan pendekatan maksimisasi dan secara konstan menggunakan teknik kuantitatif dan yang paling banyak digunakan adalah model matematis. Perencana membangun model matematis dari sistem yang mereka rencanakan dan kemudian mendasarkan model tersebut pada bagaimana model tersebut bereaksi dengan perubahan dari luar. Perencana pendekatan maksimisasi mencoba untuk :
1.     Meminimisasi sumber daya yang digunakan untuk mendapatkan tingkat prestasi (performance) tertentu.
2.     Memaksimumkan prestasi yang bisa dicapai dengan sumber daya yang diharapkan tersedia.
3.     Memndapatkan kesimbangan biaya (sumber daya yang dikonsumsi) dan manfaat (prestasi) yang terbaik.
Pendekatan maksimisai perencanaan, sepertihalnya pendekatan probabilitas tinggi mempunyai keuntungan dan kerugian. Keuntungan adalah bahwa pendekatan ini secara kontiyu menekankan pada pencapaian keuntungan potensial penuh dari organisasi dan menggunakan teknik kuantitatif yang cangih untuk mengembangkan rencana-rencana. Kerugian pendekatan ini adalah pendekatan ini biasanya memperlakukan komponen organisasi sebagai sepenuhnya bisa dikuantifikasi dan bisa diprediksi, bahkan walau beberapa aspek dari organisasi, seperti perilaku manusia, tidak bisa diramalkan dan dikuantifikas.
3.  Pendekatan Adaptasi
    Pendekatan Adaptasi menekankan bahwa perencanaan yang efektif dipusatkan pada usaha membantu organisasi untuk berubah atau menyesuaikan diri dengan variabel eksternal atau internal. Pendekatan ini didasarkan pada filsafat bahwa suatu tidak mampuan beradaptasi adalah kendala besar bagi keberhasilan organisasi.
Keuntungan dari pendekatan ini adalah bahwa pendekatan ini difokuskan pada lingkungan eksternal dan internal dari organisasi untuk diprediksi perubahan organisasional. Tanpa memandang pendekatan perencanaan yang digunakan, analisa lingkungan adalah perlu agar organisasi tetap mempunyai keberadaan. Kerugian dari pendekatan ini adalah penekanan yang kurang pada tujuan organisasi dibandingakan dengan pendekatan probabilitas tinggi dan pendekatan adaptasi dan kemungkinan bahawa analisa organisasi dan perubahan yang dihasilkan lebih merupakan akhir dari perencanaan dari pada sebagai alat mencapai keberhasilan.
4.     Pendekatan mana yang harus digunakan
     Pendekatan perencanaan yang sebaiknya digunakan oleh wirausahawan mungkin merupakan bauran atau kombinasi dari pendekatan probabilitas tinggi, maksimisasi, dan adaptasi. Tiap pendekatan sebaiknya dalam organisasi. Kombinasi penddekatan ini menekankan keuntungan dan meminimisasi kerugian dari tiap-tiap pendekatan.
 E.   RENCANA – RENCANA
       Rencana adalah suatu tindakan tertentu yang diusulkan untuk membantu organisasi mencapai tujuannya. Perencanaan, proses evaluasi semua informasi yang relavan dan penilaian perkembangan masa depan yang mungkin, menghasilkan suatu pernyataan mengenai arah tindakan yang di rekomendasikan suatu rencana.suatu rencaba mempunyai empat dimensi besar yaitu :
·  Perluangan Dimensi
Menguraikan jangka dimana rencana digunakan dari waktu kewaktu. Beberapa rencana khususnya dirancang untuk satu situasi tertentu yang relative berjangka pendek, rencana ini pada dasarnya tidak berulang-ulang. Rencana yang dirancang secara kontiyu ada pada jangka panjang, rencana tersebut pada dasarnya berulang-ulang.
·  Waktu Dimensi
Waktu dari suatu rencana adalah jangka periode waktu yang diliput oleh rencana tersebut. Rencana strategi adalah jangka panjang sedangkan rencana taktis adalah jangka pendek.
· Jangkauan Dimensi
Jangkauan menguraikan bagian dari system manajemen total dalam mana rencana tersebut ditujukan. Semakin besar bagian system manajemen yang diliput oleh suatu rencana, semakin luas jangkauan dari rencan tersebut.
· Tingkatan Dimensi
Rencana tingkat atas adalah rencana yang direncana utuk tingkatan manajemen puncak, sementara rencana tingkat menengah dan bawah dirancang masing – masing untuk manajemen tingkat menengah dan bawah. Semua bagian dari system manajemen adalah saling bergantungan, tidak ada satu bagian bisa dipengaruhi tanpa mempengaruhi semua bagian lainnya.
 F.   JENIS – JENIS RENCANA
      Dengan menggunakan dimensi perluangan sebagai pendoman, rencana – rencana organisasional biasanya di bagi menjadi dua tipe rencana tetap dan rencana sekali pakai. Rencana Tetap digunakan berulang-ulang karena rencana tersebut difokuskan pada situasi organisasional yang terjadi berulang-ulang, sedangakan Rencana sekali pakai hanya digunakan sekali atau beberapa kali karena rencana tersebut di fokuskan untuk  berhubungan dengan situasi yang relative unik dalam organisasi.
· Rencana Tetap
– Kebijaksanaan-kebijaksanaan
– Prosedur
– Aturan-aturan
·         Rencana Sekali Pakai
– Program
– Anggaran
G.   ALAT – ALAT PERENCANAAN
Alat –alat perencanaan adalah teknik yang bisa digunakan oleh wirausahawan untuk membantu mengembangkan rencana-rencana.
·  Peramalan (Forecasting)
    Peramalan adalah teknik prediksi terjadinya lingkungan masa depan yang akan mempengaruhi operasi organisasi. Walaupun teknik peramalan yang cangih relative modern, konsep peramalan bisa ditelusuri kembali sekurang-kurangnya pada literature manajemen dari fayol. Arti penting peramalan terletak pada kemampuannya untuk membantu wirausahawan mengerti dengan lebih baik perbaikan masa depan dari lingkungan organisasional yang pada gilirannya membantu wirausahawan untuk merumuskan rencana-rencana yang lebih efektif.
·  Metode Analisa Runtun Waktu
    Metode analisa runtun waktu memprediksi penjualan dimasa mendatang dengan menganalisa hubungan historis antara waktu dan penjualan. Informasi menunjukan hubungan antara waktu dan penjualan biasanya disajikan dalam grafik. Penyajian ini dengan jelas menunjukan kecenderungan dimasa lalu yang bisa digunakan untuk meramal penjualan dimasa mendatang.
Hasil dari metode ini dipandang sangat dibutukan oleh wirausahawan. Akan tetapi, karena dalam jangka panjang produk umumnya melewati apa yang dinamakan siklus hidup produk, hasil tersebut bisa dianggap sebagai terlalu optimis. Siklus hidup produk adalah lima tahap melalui hampir semua produk dan jasa baru  akan melewatinya. Lima tahap tersebut adalah pengenalan, pertumbuhan, kedewasaan, kejenuhan, penurunan dan kemendekan.
·  Penjadwalan (scheduling)
    Pada dasarnya penjadwalan adalah proses perumusan daftar aktivitas yang mendetail yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi. Daftar aktivitas tersebut merupakan bagian integral dari rencana organisasional.
 Sumber: