1. KEWIRAUSAHAAN DALAM PERSPEKTIF SEJARAH
1.1 Kewirausahaan dalam
Perspektif Sejarah
Para wirausahawan
dunia muncul pertama kali di Inggris pada masa revolusi industry pada akhir
abad kedelapan belas. Masa tersebut merupakan era produksi dengan menggunakan
mesin yang diawali dengan penemuan mesin uap oleh James Watt, mesin pemintal benang
oleh Richard Arkwright, dll. Orang-orang jenis ini sangat penting dalam
pembangunan perekonomian Inggris. Mereka menerapkan penemuan ilmu untuk tujuan
produksi dan berusaha mendapatkan peningkatan output industry yang sangat besar
melalui penggunaan teknologi baru.
Para wirausahawan
awal ini mempunyai karakteristik kesabaran dan tenaga yang tidak terbatas.
Beberapa mempunyai uang dan bukan besar dari golongan bangsawan. Mereka muncul
dari kelas menengah-bawah, didorong oleh keinginan untuk mewujudkan impian dan
gagasan inovatif menjadi kenyataan. Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan
perluasan organisasi-organisasi mereka. Mereka percaya pada nilai kerja yang
mereka lakukan, mereka tidak mementingkan keuntungan dan kekayaan sebagai
tujuan pertama. Keberhasilan memberi arti dan kebanggaan pada usaha yang mereka
lakukan.
Inovasi adalah kunci
penting.
Wirausahawan revolusi
Industri Inggris menunjukan kunci penting dalam membangun kepribadian semangat
inovasi. Mereka terlbat dalam pengembangan penemuan untuk tujuan komersil dan
menerapkan penemuan ilmiah untuk tujuan produksi. Keberhasilan mereka
membuktikan adanya nilai dari pengerjaan sesuatu yang baru dan berguna atau
mengerjakan sesuatu yang lama dengan cara baru dan lebih baik. Didalam
usahanya, mereka menetapkan suatu nilai dasar yang harus diikuti oleh para
wirausahawan, bahwa inovasi harus merupakan karakteristik utama dari
usaha-usaha kewirausahaan. Kreatifitas adalah hakikat dari tindakan-tindakan
kewirausahaan.
1.2 Karakteristik Wirausahaan
Wirausaha selalu komitmen
dalam melakukan tugasnya sampai berhasil. Ia tidak setengah-setengah dalam
melakukan pekerjaannya. Ia berani mengambil resiko terhadap pekerjaannya karena
sudah diperhitungkan artinya risiko yang di ambil tidak terlalu tinggi dan tidak
terlalu rendah. Keberanian menghadapi risiko yang didukung oleh komitmen yang
kuat, mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang sampai ada
hasil. Hasil-hasil ini harus nyata/jelas dan objektif dan merupakan umpan balik
bagi kelancaran kegiatannya. Dengan semangat optimis yang tingggi karena ada
hasil yang diperoleh, maka uang selalu dikelolah secara proaktif dan dipandang
sebagai sumber daya.
Dalam mencapai
keberhasilannya, seorang wirausaha memiliki ciri-ciri tertentu pula. Dalam
Enterpreneurship and Small Enterprise Development Report (1986) yang dikutip
oleh M. Scarborough dan Thomas W. immerer 1993;5) dikemungkinan beberapa
karakteristik kewirausahaan yang berhasil,
Diantaranya memiliki
ciri-ciri :
1. Proaktif, yaitu
berinisiatif dan tegas
2. Berorientasi pada prestasi, yang tercermin dalam padangan dan
bertindak terhadap
peluang, orientasi efisiensi, mengutamakan kualitas pekerjaan, berencana, dan
mengutamakan monitoring
3. Komitmen kepada orang lain, misalnya dalam mengadakan
kontrak dan hubungan
Bisnis.
1.3 Penentuan Potensi Kewirausahaan
Rencana pendirian suatu
usaha berawal dari suatu cita-cita. Cita-cita tersebut harus dirumuskan menjadi
tujuan-tujuan dasar yg menjadi suatu organisasi usaha. Organisasi usaha
tersebut perlu menetapkan tujuan, agar dapat menentukan apa yg harus dilakukan,
bagaimana mengembangkan rencana-rencana yg efektif, dan menentukan sasarannya
serta menilai hasilnya.
Bila dirangkai
terbentuknya suatu organisasi professional berasal dari cita-cita / angan-angan
(Aim), yang berkeinginan (Visi), menentukan suatu Misiyang tepat dan
Tujuannya (Objective). Ke empat istilah diatas adalah:
1. Cita-cita
(Aim), merupakan pernyataan umum tentang yg ingin dicapai dalam suatu bidang
tertentu. Contoh:
§ Ingin
menjadi pemimipin di bidang laundry dan dry cleaning.
§ Ingin
menjadi pengusaha besar di bidang perdagangan modern
2. Visi
(Vision), merupakan pernyataan umum tentang arah apa yang harus dimiliki pada
masa yang akan datang berkaitan dengan Aim (What do they want to have?).
Contoh:
§ Ingin
menjadi pemimpin no. 1 di pasar perdagangan retail
§ Ingin
menjadi pemimpin no. 1 di pasar laundry dan dry cleaning
§ Dalam
5 tahun mendatang ingin memiliki 100 cabang usaha di seluruhIndonesia
§ Dalam
5 tahun mendatang ingin memiliki pendapatan penjualan 5 Milyar
3. Misi
(Mission), merupakan maksud utama dari suatu organisasi. Yakni, apa yang sedang
dicoba/didambakan untuk menjadi yang diinginkan pada masa yang akan datang dan
bersifat jangka pendek. (What do they want to be?). Contoh:
§ Menyediakan
dan memastikan produk retail yang murah, berkualitas, berkelanjutan
§ Menyediakan
produk dan pelayanan laudry yg cepat, aman dan berkualitas
4. Tujuan
(Objective), adalah membuat suatu misi menjadi lebih konkrit yang berhubungan
dengan besaran, dimensi waktu dan siapa yang bertanggungjawab. Contoh:
§ Kenaikan
pendapatan 5% dalam waktu 6 bulan
§ Peningkatan
keuntungan 10% dalam waktu 1 tahun
§ Kenaikan
peringkat pemegang pasar laundry untuk kawasan sekitar dalam waktu 2 tahun
§ Meningkatkan
volume dan kualitas produksi dalam tahun ini.
1.4 Metode Analisa Diri Sendiri
Keinginan seseorang itu
bersumber dari apa yang dimiliki, pengalaman masa lalu serta pengaruh dari
apa-apa yang didengar dan dilihat. Karena merasa memiliki seseorang, maka si
Cukong Berjidat Licin menginginkan orang tersebut tunduk-patuh-taat sesuai
kehendaknya. Si Pejabat Berkantung Tebal sebagai seorang pejabat yang biasa
mendapatkan pelayanan VIP akan berkeinginan selalu mendapatkan pelayanan yang sama
setiap saat. Si Jenggot Kambing yang terbiasa mendengar dan melihat
junjungannya dipuja-puja dengan cara tersendiri, tentu menginginkan orang lain
melakukan hal yang sama. Ketika keinginan si Cukong Berjidat Licin, Pejabat
Berkantung tebal dan Jenggot Kambing tersebut tidak terpenuhi, maka kan sedih,
kecewa, tertekan dan marahlah mereka semua.
Kebanyakan orang
memberdayakan akal budinya untuk mengusir perasaan-perasaan negatif tersebut
dengan mencoba memahami mengapa orang lain tidak berpikir dan bertindak sesuai
dengan keinginan mereka. Mereka berupaya menempatkan diri di posisi orang
tersebut, lalu melakukan affirmasi seperti,”Oh, dia bertingkah tidak sesuai
dengan kehendakku kali ini karena sedang banyak masalah”. Padahal mereka
tak kan pernah memahami seseorang seutuhnya dengan bercermin kepada
diri mereka sendiri, karena apa yang dimiliki, pengalaman masa lalu serta
apa-apa yang didengar dan dilihat oleh orang lain berbeda dengan diri mereka.
1.5 Pengembangan NACH
Kebutuhan akan prestasi
merupakan dorongan untuk mengungguli, berprestasi sehubungan dengan seperangkat
standar, bergulat untuk sukses.Kebutuhan ini pada hirarki Maslow terletak
antara kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri.
Ciri-ciri inidividu yang menunjukkan orientasi tinggi antara lain bersedia
menerima resiko yang relatif tinggi, keinginan untuk mendapatkan umpan balik
tentang hasil kerja mereka, keinginan mendapatkan tanggung jawab pemecahan
masalah.
n-ACH adalah motivasi
untuk berprestasi , karena itu karyawan akan berusaha mencapai prestasi
tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis tetapi menantang,
dan kemajuan dalam pekerjaan. Karyawan perlu mendapat umpan balik dari
lingkungannya sebagai bentuk pengakuan terhadap prestasinya tersebut.
Pengembangan nAch bagi
tercapainya kondisi bagi keberhasilan psikologis,kondisi tersebut adalah
menurut Chris Argyris, individu mampu
mendefinisikan tujuan mereka sendiri tujuan” tersebut
berhubungan dengan kebutuhan, kemampuan dan nilai-nilai mereka. Individu mendefinisikan
arah dari tujuan” tersebut. pencapaian tujuan tersebut
mewakili tingkat aspirasi realistis bagi individu.
1.6 Manajemen Kewirausahaan
Setelah perusahaan berdiri apa langkah selanjutnya, setidaknya adalah untuk dapat merealisasikan apa yang menjadi tujuan awal mengapa kita mendirikan suatu perusahaan. Untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan, alat yang dapat dipergunakan adalah bagaimana bisa mengatur orang-orang yang terlibat dalam organisasi perusahaan untuk dapat bekerjasama melalui suatu proses yang disebut dengan managemen.
1). Fungsi-fungsi Manajemen
Proses untuk mencapai tujuan ini dituangkan dalam fungsi-fungsi manajemen sebagai berikut :
(1). Fungsi Perencanaan ( Planning ) ; proses perencanaan adalah bagaimana menentukan arah yang akan ditempuh dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan dalam pencapaian tujuan perusahaan. Dalam menentukan arah perusahaan diantaranya adalah, apa yang akan dicapai bagaimana cara mencapainya, kapan dan berapa lama kebutuhan waktu untuk mengerjakan, serta siapa yang akan melakukan pekerjaannya. Sehingga diharapkan rencana kerja perusahaan yang telah tersusun ini nantinya dapat digunakan sebagai pedoman dalam bekerja dan sekaligus sebagai tolok ukur atau standar dalam melakukan pengawasannya.
Mengingat begitu banyaknya jenis-jenis kegiatan yang terdapat dalam suatu perusahaan, maka maka dalam pembahasannya akan dibatasi dan akan dibahas dalam bab tersendiri secara lebih rinci antara lain ; dibidang manajemen keuangan seperti menyususun strategi keuangan perusahaan, penyusunan anggaran perusahaan, rencana penggunaan dana atau modal termasuk sumbernya, perencanaan pemasaran perusahaan dan lain-laiin terutama diperuntukkan bagi perusahaan yang baru berdiri atau perusahaan dengan skala usaha yang relatif masih kecil dan sederhana.
(2). Fungsi Pengorganisasian ( Organizing ) ; setelah perencanaan perusahan selesai dibuat selanjutnya disusun struktur organisasi perusahaan, yaitu mengelompokkan berbagai kegiatan yang ada dalam unit-unit kerja. Tujuannya adalah agar supaya tertata dengan jelas tugas dan fungsi dari masing-masing unit dan orang-orang yang terlibat dalam kegiatan perusahaan. Adapun struktur organisasi yang akan dibahas adalah struktur organisasi untuk perusahaan yang baru didirikan yang relatif skala usahanya masih kecil, dengan volume pekerjaan yang relatif belum banyak dan penggunaan tenaga kerja yang masih terbatas. Pengorganisasian perusahaan dan fungsi pengarahan akan dibahas dalam sub-bab tersendiri secara lebih rinci.
(3). Fungsi Pengarahan ( Actuating ) ; adalah mengerakkan dan mengarahkan orang-orang yang terlibat dalam organsasi perusahaan agar menjalankan tugas sesuai dengan tugas dan wewenangnya yang telah ditentukan atau sesuai dengan uraian tugasnya ( job description ). Agar mereka dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan uraian tugas sudah tentu dengan cara memberikan perintah, petunjuk, dan motivasi dengan berpedoman pada rencana yang telah disusun di atas.
(4). Pengendalian atau pengawasan ( Controlling ) ; adalah kegiatan untuk melakukan pengukuran terhadap kinerja perusahaan apakah pencapaian tujuan sudah sesuai dengan rencana atau standar yang telah ditetapkan. Disinilah atau perlunya peranan pengendalian yaitu meluruskan kegiatan-kegiatan yang mungkin terjadi penyimpangan dalam pencapaian tujuan. Salah satu cara melakukan pengawasan perusahaan akan dibahas dalam sub-bab tersendiri secara lebih rinci.
DAFTAR PUSTAKA