Selasa, 29 September 2015

TUGAS SOFTSKILL BULAN I “KEWIRAUSAHAAN 2"

1.      KEWIRAUSAHAAN DALAM PERSPEKTIF SEJARAH
1.1 Kewirausahaan dalam Perspektif Sejarah

Para wirausahawan dunia muncul pertama kali di Inggris pada masa revolusi industry pada akhir abad kedelapan belas. Masa tersebut merupakan era produksi dengan menggunakan mesin yang diawali dengan penemuan mesin uap oleh James Watt, mesin pemintal benang oleh Richard Arkwright, dll. Orang-orang jenis ini sangat penting dalam pembangunan perekonomian Inggris. Mereka menerapkan penemuan ilmu untuk tujuan produksi dan berusaha mendapatkan peningkatan output industry yang sangat besar melalui penggunaan teknologi baru.

Para wirausahawan awal ini mempunyai karakteristik kesabaran dan tenaga yang tidak terbatas. Beberapa mempunyai uang dan bukan besar dari golongan bangsawan. Mereka muncul dari kelas menengah-bawah, didorong oleh keinginan untuk mewujudkan impian dan gagasan inovatif menjadi kenyataan. Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi-organisasi mereka. Mereka percaya pada nilai kerja yang mereka lakukan, mereka tidak mementingkan keuntungan dan kekayaan sebagai tujuan pertama. Keberhasilan memberi arti dan kebanggaan pada usaha yang mereka lakukan.
Inovasi adalah kunci penting.

Wirausahawan revolusi Industri Inggris menunjukan kunci penting dalam membangun kepribadian semangat inovasi. Mereka terlbat dalam pengembangan penemuan untuk tujuan komersil dan menerapkan penemuan ilmiah untuk tujuan produksi. Keberhasilan mereka membuktikan adanya nilai dari pengerjaan sesuatu yang baru dan berguna atau mengerjakan sesuatu yang lama dengan cara baru dan lebih baik. Didalam usahanya, mereka menetapkan suatu nilai dasar yang harus diikuti oleh para wirausahawan, bahwa inovasi harus merupakan karakteristik utama dari usaha-usaha kewirausahaan. Kreatifitas adalah hakikat dari tindakan-tindakan kewirausahaan.

1.2 Karakteristik Wirausahaan

Wirausaha selalu komitmen dalam melakukan tugasnya sampai berhasil. Ia tidak setengah-setengah dalam melakukan pekerjaannya. Ia berani mengambil resiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan artinya risiko yang di ambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi risiko yang didukung oleh komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang sampai ada hasil. Hasil-hasil ini harus nyata/jelas dan objektif dan merupakan umpan balik bagi kelancaran kegiatannya. Dengan semangat optimis yang tingggi karena ada hasil yang diperoleh, maka uang selalu dikelolah secara proaktif dan dipandang sebagai sumber daya.

Dalam mencapai keberhasilannya, seorang wirausaha memiliki ciri-ciri tertentu pula. Dalam Enterpreneurship and Small Enterprise Development Report (1986) yang dikutip oleh M. Scarborough dan Thomas W. immerer 1993;5) dikemungkinan beberapa karakteristik kewirausahaan yang berhasil,

Diantaranya memiliki ciri-ciri :

1. Proaktif, yaitu berinisiatif dan tegas
2.  Berorientasi pada prestasi, yang tercermin dalam padangan dan bertindak           terhadap peluang, orientasi efisiensi, mengutamakan kualitas pekerjaan, berencana, dan mengutamakan monitoring 
3.   Komitmen kepada orang lain, misalnya dalam mengadakan kontrak dan hubungan
      Bisnis.


1.3 Penentuan Potensi Kewirausahaan

Rencana pendirian suatu usaha berawal dari suatu cita-cita. Cita-cita tersebut harus dirumuskan menjadi tujuan-tujuan dasar yg menjadi suatu organisasi usaha. Organisasi usaha tersebut perlu menetapkan tujuan, agar dapat menentukan apa yg harus dilakukan, bagaimana mengembangkan rencana-rencana yg efektif, dan menentukan sasarannya serta menilai hasilnya.

 Bila dirangkai terbentuknya suatu organisasi professional berasal dari cita-cita / angan-angan (Aim), yang berkeinginan (Visi), menentukan suatu Misiyang tepat dan Tujuannya (Objective). Ke empat istilah diatas adalah:

 1.        Cita-cita (Aim), merupakan pernyataan umum tentang yg ingin dicapai dalam suatu bidang tertentu. Contoh:
§         Ingin menjadi pemimipin di bidang laundry dan dry cleaning.
§         Ingin menjadi pengusaha besar di bidang perdagangan modern

2.        Visi (Vision), merupakan pernyataan umum tentang arah apa yang harus dimiliki pada masa yang akan datang berkaitan dengan Aim (What do they want to have?). Contoh:
§         Ingin menjadi pemimpin no. 1 di pasar perdagangan retail
§         Ingin menjadi pemimpin no. 1 di pasar laundry dan dry cleaning
§         Dalam 5 tahun mendatang ingin memiliki 100 cabang usaha di seluruhIndonesia
§         Dalam 5 tahun mendatang ingin memiliki pendapatan penjualan 5 Milyar

3.        Misi (Mission), merupakan maksud utama dari suatu organisasi. Yakni, apa yang sedang dicoba/didambakan untuk menjadi yang diinginkan pada masa yang akan datang dan bersifat jangka pendek. (What do they want to be?). Contoh:
§         Menyediakan dan memastikan produk retail yang murah, berkualitas, berkelanjutan
§         Menyediakan produk dan pelayanan laudry yg cepat, aman dan berkualitas

4.        Tujuan (Objective), adalah membuat suatu misi menjadi lebih konkrit yang berhubungan dengan besaran, dimensi waktu dan siapa yang bertanggungjawab. Contoh:
§         Kenaikan pendapatan 5% dalam waktu 6 bulan
§         Peningkatan keuntungan 10% dalam waktu 1 tahun
§         Kenaikan peringkat pemegang pasar laundry untuk kawasan sekitar dalam waktu 2 tahun
§         Meningkatkan volume dan kualitas produksi dalam tahun ini.

1.4 Metode Analisa Diri Sendiri

Keinginan seseorang itu bersumber dari apa yang dimiliki, pengalaman masa lalu serta pengaruh dari apa-apa yang didengar dan dilihat. Karena merasa memiliki seseorang, maka si Cukong Berjidat Licin menginginkan orang tersebut tunduk-patuh-taat sesuai kehendaknya. Si Pejabat Berkantung Tebal sebagai seorang pejabat yang biasa mendapatkan pelayanan VIP akan berkeinginan selalu mendapatkan pelayanan yang sama setiap saat. Si Jenggot Kambing yang terbiasa mendengar dan melihat junjungannya dipuja-puja dengan cara tersendiri, tentu menginginkan orang lain melakukan hal yang sama. Ketika keinginan si Cukong Berjidat Licin, Pejabat Berkantung tebal dan Jenggot Kambing tersebut tidak terpenuhi, maka kan sedih, kecewa, tertekan dan marahlah mereka semua.

Kebanyakan orang memberdayakan akal budinya untuk mengusir perasaan-perasaan negatif tersebut dengan mencoba memahami mengapa orang lain tidak berpikir dan bertindak sesuai dengan keinginan mereka. Mereka berupaya menempatkan diri di posisi orang tersebut, lalu melakukan affirmasi seperti,”Oh, dia bertingkah tidak sesuai dengan kehendakku kali ini karena sedang banyak masalah”. Padahal mereka tak kan pernah memahami seseorang seutuhnya dengan bercermin kepada diri mereka sendiri, karena apa yang dimiliki, pengalaman masa lalu serta apa-apa yang didengar dan dilihat oleh orang lain berbeda dengan diri mereka.

1.5 Pengembangan NACH

Kebutuhan akan prestasi merupakan dorongan untuk mengungguli, berprestasi sehubungan dengan seperangkat standar, bergulat untuk sukses.Kebutuhan ini pada hirarki Maslow terletak antara kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Ciri-ciri inidividu yang menunjukkan orientasi tinggi antara lain bersedia menerima resiko yang relatif tinggi, keinginan untuk mendapatkan umpan balik tentang hasil kerja mereka, keinginan mendapatkan tanggung jawab pemecahan masalah.
n-ACH adalah motivasi untuk berprestasi , karena itu karyawan akan berusaha mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan. Karyawan perlu mendapat umpan balik dari lingkungannya sebagai bentuk pengakuan terhadap prestasinya tersebut.
Pengembangan nAch bagi tercapainya kondisi bagi keberhasilan psikologis,kondisi tersebut adalah menurut Chris Argyrisindividu mampu mendefinisikan tujuan mereka sendiri tujuan” tersebut berhubungan dengan kebutuhan, kemampuan dan nilai-nilai mereka. Individu mendefinisikan arah dari tujuan” tersebut. pencapaian tujuan tersebut mewakili tingkat aspirasi realistis bagi individu.

1.6 Manajemen Kewirausahaan

Setelah perusahaan berdiri apa langkah selanjutnya, setidaknya adalah untuk dapat merealisasikan apa yang menjadi tujuan awal mengapa kita mendirikan suatu perusahaan. Untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan,  alat yang dapat dipergunakan adalah bagaimana  bisa mengatur orang-orang yang terlibat dalam organisasi perusahaan untuk dapat bekerjasama melalui suatu proses yang disebut dengan managemen.

1). Fungsi-fungsi Manajemen

Proses untuk mencapai tujuan ini  dituangkan dalam fungsi-fungsi manajemen  sebagai berikut :

(1). Fungsi  Perencanaan ( Planning ) ;  proses perencanaan  adalah bagaimana menentukan arah  yang akan ditempuh dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan dalam pencapaian tujuan perusahaan. Dalam menentukan arah perusahaan diantaranya adalah,   apa yang akan dicapai bagaimana cara mencapainya, kapan dan berapa lama kebutuhan waktu untuk  mengerjakan, serta siapa yang akan melakukan pekerjaannya.  Sehingga diharapkan rencana kerja perusahaan yang telah tersusun ini nantinya dapat digunakan sebagai pedoman dalam bekerja dan sekaligus sebagai tolok ukur atau standar dalam melakukan pengawasannya.

Mengingat begitu banyaknya jenis-jenis  kegiatan yang terdapat dalam suatu perusahaan, maka maka dalam pembahasannya akan dibatasi dan akan dibahas dalam bab tersendiri secara lebih rinci antara lain  ;  dibidang manajemen keuangan seperti  menyususun strategi keuangan perusahaan,  penyusunan  anggaran perusahaan, rencana penggunaan dana atau modal termasuk  sumbernya, perencanaan pemasaran perusahaan dan lain-laiin terutama diperuntukkan bagi perusahaan yang baru berdiri atau perusahaan  dengan skala usaha yang relatif masih kecil dan sederhana.

(2). Fungsi Pengorganisasian ( Organizing ) ;  setelah perencanaan perusahan  selesai dibuat selanjutnya disusun struktur organisasi perusahaan, yaitu mengelompokkan berbagai kegiatan yang ada dalam unit-unit kerja. Tujuannya adalah agar supaya tertata dengan jelas tugas dan fungsi dari masing-masing unit dan orang-orang yang terlibat dalam kegiatan perusahaan.  Adapun struktur organisasi yang akan dibahas adalah struktur organisasi untuk perusahaan yang baru didirikan yang relatif skala usahanya masih kecil, dengan volume pekerjaan yang relatif belum banyak dan penggunaan tenaga kerja yang masih terbatas. Pengorganisasian perusahaan dan fungsi pengarahan akan dibahas dalam sub-bab tersendiri secara lebih rinci.

(3). Fungsi Pengarahan ( Actuating ) ;  adalah mengerakkan dan mengarahkan orang-orang yang terlibat dalam organsasi perusahaan agar menjalankan tugas sesuai dengan tugas dan wewenangnya yang telah ditentukan atau sesuai dengan uraian tugasnya ( job description ). Agar mereka dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan uraian tugas sudah tentu  dengan cara memberikan perintah, petunjuk, dan motivasi  dengan berpedoman pada rencana yang telah disusun di atas.

(4). Pengendalian atau pengawasan ( Controlling ) ; adalah kegiatan untuk melakukan pengukuran terhadap kinerja perusahaan apakah pencapaian tujuan sudah sesuai dengan rencana atau standar yang telah ditetapkan. Disinilah   atau perlunya peranan pengendalian  yaitu meluruskan kegiatan-kegiatan yang mungkin terjadi penyimpangan dalam pencapaian tujuan. Salah satu cara melakukan pengawasan  perusahaan  akan dibahas dalam sub-bab tersendiri secara lebih rinci.

DAFTAR PUSTAKA